ANALISIS KASUS AKSI MASSA TERHADAP KEMATIAN
GEORGE FLOYD (BLACK LIVES MATTERS)
di AMERIKA
Disusun Guna Memenuhi Tugas Matakuliah
Pengantar Psikologi Sosial
HASIL ANALISIS KASUS
Sedikit ringkasan mengenai kasus yang
dianalisis kali ini adalah mengenai Isu Rasisme yang terjadi di Amerika yang
dialami oleh seorang Pria 46 thn yang berkulit hitam bernama George Floyd.
Kejadian diawali ketika Floyd diduga menggunakan uang palsu senilai 20 dollar
ketika membeli sesuatu di sebuah toko. Pemilik toko kemudian menelpon polisi
untuk melaporkan kejadian tersebut. Datanglah polisi berkulit putih bernama Derek
Chauvin dan anggota tim lainnya. Tindakan penangkapan dengan kekerasanpun
dilakukan oleh oknum polisi tersebut hingga mengakibatkan Floyd mengalami gagal
nafas karena posisi yang tertekan oleh Chauvin dan temannya. Kematiannya pun
menjadi sorotan di Amerika beberapa saat yang lalu, pemerintah amerika
memberikan sanksi tegas pada pelaku dengan hukuman penjara dengan pasal
pembunuhan tingkat dua.
Kejadian ini memicu bergejolaknya respon masyarakat
dari berbagai belahan dunia di Amerika Serikat, Eropa hingga Australia.
Masyarakat melakukan aksi demonstrasi dengan mengangkat fokus terhadap Black
Lives Matters yang pernah digunakan pada tahun 2013 pada kasus travyon martin.
Media Online Netflix pun ikut berperan serta dengan menayangkan film – film
sebagai bentuk dukungan terhadap aksi Black Live Matters tersebut.Barrack Obama
melalui Pidato dear class 2020 yang diikuti oleh banyak Selebriti ternama juga
menyampaikan dukungan terhadap kasus ini.
Bagaimana kita
melihat kejadian ini dari sudut Psikologi Sosial menggunakan teori – teori
Tingkah Laku Massa ?
Definisi Massa sendiri
adalah kumpulan banyak orang yang pada tempat juga waktu yang sama dan memiliki
tujuan yang sama pula. Pada kasus diatas Massa yang berkumpul sesuai dengan
definisi dari Massa itu sendiri, dimana masyarakat berkumpul membentuk
gerombolan besar di berbagai macam tempat untuk menyamapaikan dukungan mereka
terhadap isu rasisme yang terjadi. Mereka menyatukan diri pada gabungan massa
untuk menyampaikan aspirasi mereka mengenai hal yang terjadi, tidak hanya itu
mereka bahkan menggalang dana untuk kasus2 yang dialami oleh orang berkulit
hitam melalui situs web black lives matters.
Massa selama ini cenderung dianggap negative, padahal
massa juga dapat mendorong melakukan
perbuaan susila dan terdapat sifat – sifat positif seperti saling
membantu dan rela berkorban seperti yang dilakukan pada aksi demo atas kematian
Floyd tersebut. Kemajuan pemikiran massa berpengaruh terhadap persepsi mereka
tentang apa yang sedang terjadi dan menggerakan mereka untuk bergerak membantu
sesame umat manusia lewat aksi – aksi di khalayak umum.
Hal – Hal Yang
Mendorong Massa Berkumpul untuk Kasus tersebut, antara lain :
1.
Merasa hal ini
perlu dilakukan untuk mendapatkan hak seseorang yang sesuai dengan pandangan
mereka dan untuk menentang apapun yang mereka tidak sukai. Seperti pada kasus
Floyd Massa memiliki pemikiran yang sama mengenai HAM yang sama untuk semua
umat Manusia apapun warna kulit mereka. Mereka juga sangat menentang tindakan
yang dilakukan oleh polisi berkulit putih yang sangat tidak wajar dilakukan
hingga merenggut nyawa seseorang.
2.
Masyarakat pada
umumnya mudah tersugesti apabila menyangkut perilaku negative terhadap
kelompoknya. Hal ini ditunjukan banyaknya masyarakat yang sama – sama keturunan
kulit hitam ikut turun dalam aksi tersebut.
3.
Perasaan emosi
marah dapat menyebar dan menular dengan cepat ditengah kerumunan kelompok.
Mulai dari satu kelompok yang mengekspresikan kemudian beberapa mengikuti
bahkan dengan kelompok yang lebih besar. Pada kasus ini awalnya aksi hanya
dilakukan di Amerika, tetapi ketika dunia mulai menyoroti hal ini massa
diberbagai belahan dunia ikut serta dalam aksi tersebut.
Jenis MASSA dilihat dari berbagai
sisi yang terlibat pada kasus ini :
·
Dilihat dari
bentuknya
-
Massa yang tidak
terorganisir secara formal : dilihat dari proses dibentuknya kelompok massa ini
terbentuk karena kepentingan dan dorongan yang sama yang sewaktu – waktu dapat
bubar dengan sendirinya saat yang ingin mereka sampaikan sudah terlaksana yaitu
keadilan terhadap perbedaan ras dan terhadap kasus yang menimpa Floyd.
·
Dilihat dari
Aktivitasnya
-
Massa yang Aktif
(Agresif dan Ekspresif) : Demonstrasi yang dilakukan massa memicu kerusuhan
walaupun awalnya damai, semakin panas aksi tersebut mengakibatkan penjarahan
sejumlah toko, dan pengrusakan fasilitas umum disertai unjuk rasa dengan
dipenuhi emosi kemarahan. Gelombang protes yang terjadi sangat diwarnai oleh
tindakan agresif massa diberbagai tempat.
·
Dilihat dari
jumlah orang
-
Massa Besar :
jumlah anggota pada aksi ini anggotanya sangat banyak hingga ratusan bahkan
ribuan orang, bahkan diberbagai belahan dunia dilakukan aksi solidaritas massa
untuk mendukung keadilan bagi kematian Floyd.
·
Dilihat dari
waktu terbentuknya
-
Massa yang
terbentuknya relative baru : mereka kebanyakan berkumpul pada aksi ini sebagai
bentuk dukungan akan keadilan bagi orang berkulit hitam terutama pada kasus
kematian Floyd, Namun jika ditinjau dari demonstran yang berasal dari asosiasi
(Black Live Matters) mereka terbentuk dengan rasa solidaritas yang cukup lama
yaitu sejak kasus kasus yang berhubungan dengan kulit hitam mulai banyak
terjadi sejak tahun 2013.
·
Dilihat dari
tingkatan keyakinan anggota terhadap kelompoknya
-
Keyakinan
anggota yang tinggi : hal ini bisa dilihat dari arah dan tujuan gerakan massa
dimana jelas bertujuan untuk menuntut keadilan terhadap isu rasisme yang
terjadi di amerika. Berdasar perasaan emosi dan solidaritas inilah anggota mereka tergerak untuk bergabung pada
massa ini karena yakin arah demonstrasi ini demi memperjuangkan sesuatu yang
seharusnya didapat.
·
Dilihat dari
penyebaran Massa nya
-
Massa yang
tersebar : Pada aksi ini massa tersebar diberbagai Negara dengan pimpinannya
masing – masing pada kelompoknya yang terpisah dengan massa di Negara lain.
Masing – masing Negara berinisiatif dengan cara nya masing masing untuk
menyampaikan aksinya. Ada yang mengusung mengenai kematian Floyd yang baru
terjadi. Ada pula yang mengangkat kasus yang terjadi di 2016 tetapi tetap
dengan arah dan tujuan yang sama.
Faktor Yang
Menyebabkan Massa Ini Terbentuk :
·
Faktor Kelompok : massa yang terbentuk pada aksi ini pada dasarnya
didasarkan oleh adanya masalah ketidak adilan terhadap mayoritas minoritas terutama
mengenai perbedaan warna kulit yang berulang kali terjadi dan menimpa mereka
keturunan kulit hitam yang tinggal di Negara dengan mayoritas berkulit putih.
Tahapan –
Tahapan Terjadinya Kerusuhan Massa Pada Aksi Demonstrasi Kasus Kematian George Floyd:
·
Kondisi Tenang : Seperti dijelaskan pada liputan berita tersebut
awalnya kondisi massa yang berkumpul bersifat kondusif dan teratur tanpa
keributan. Mungkin juga masih dalam bentuk massa yang berkumpul di media social
dan focus terhadap korban ataupun kasus.
·
Kondisi
Berkerumun : dalam kondisi ini
massa berkumpul disuatu tempat pada pusat kota ataupun bahkan tempat kejadian
dan juga jalan jalan umum dengan tujuan semakin tersorot oleh pihak yang
berwenang atau pejabat tinggi yang akan menghasilkan dampak untuk aksi yang
mereka lakukan.
·
Kondisi agresif : semakin larut massa yang berkerumun cenderung
bertindak agresif mungkin bentuk kekecewaan atau emosi yang sudah tak
terkendali mereka mulai melakukan tindakan agresi dan pengrusakan.
·
Kondisi Huru –
Hara : kegiatan anarkis pun
tidak terbendung oleh petugas ketika kondisi agresif sudah tidak dapat diatasi
pula, hingga akhirnya pemerintah menetapkan penjagaan malam di tempat tempat
tertentu diperpanjang waktunya.
Upaya Mengatasi
Aksi Massa Pada Kasus Demonstrasi Kematian George Floyd:
Tindakan yang tepat
untuk mengatasi massa seperti pada kasus tersebut ,massa yang mulai agresif dan
anarkis ini sebaiknya mulai dilaksanakan tindakan yang tegas dan keras. Korban
nyawa hendaknya dihindarkan sebab korban nyawa dapat memicu aksi kemarahan yang
lebih hebat lagi. Terlebih kasus ini mengenai kematian karena tindak rasisme,
sepertinya masyarakat akan lebih sensitive terhadap perlakuan petugas keamanan
terhadap anggota kelompok yang mengikuti aksi demonstarsi tersebut. Jika salah
bertindak, tidak dipungkiri bisa saja terjadi aksi yang lebih besar lagi. Maka
petugas harus mempertimbangkan konsekuensi yang mungkin terjadi atau akan
timbul. Tindakan dengan usaha membubarkan demonstrasi dengan teknik non
kekerasan juga bisa diterapkan dengan menggunakan pengeras suara untuk
menenangkan aksi. Aksi mungkin juga akan mereda jika massa mendapatkan hasil /
jawaban dari apa yang dikeluhkan tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Gerungan.2004.
Psikologi sosial. Bandung : PT Refika Aditama
Hafid, Dedi Herdiana. 2014. Psikologi Massa. Yogyakarta : UNY.
Teori Psikologi
dan Aksi Demonstrasi. 2019. https://m.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20190522095859-284-397249/teori-psikologi-di-balik-aksi-demonstrasi (diakses pada 11/06/2020)
Teori Psikologi
Massa. 2018. https://www.google.com/amp/s/dosenpsikologi.com/teori-psikologi-massa/amp (diakses pada 11/06/2020)
Wahyono, Agus. 2016. Psikologi Massa. Semarang : Pusat
Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini Dan Pendidikan Masyarakat.
Klik link dibawah ini untuk sumber :