Friday, June 12, 2020

Psikologi Sosial : Analisis kasus berdasar Teori Psikologi Massa


ANALISIS KASUS AKSI MASSA TERHADAP KEMATIAN
GEORGE FLOYD (BLACK LIVES MATTERS)
di AMERIKA


Disusun Guna Memenuhi Tugas Matakuliah
Pengantar Psikologi Sosial


HASIL ANALISIS KASUS

            Sedikit ringkasan mengenai kasus yang dianalisis kali ini adalah mengenai Isu Rasisme yang terjadi di Amerika yang dialami oleh seorang Pria 46 thn yang berkulit hitam bernama George Floyd. Kejadian diawali ketika Floyd diduga menggunakan uang palsu senilai 20 dollar ketika membeli sesuatu di sebuah toko. Pemilik toko kemudian menelpon polisi untuk melaporkan kejadian tersebut. Datanglah polisi berkulit putih bernama Derek Chauvin dan anggota tim lainnya. Tindakan penangkapan dengan kekerasanpun dilakukan oleh oknum polisi tersebut hingga mengakibatkan Floyd mengalami gagal nafas karena posisi yang tertekan oleh Chauvin dan temannya. Kematiannya pun menjadi sorotan di Amerika beberapa saat yang lalu, pemerintah amerika memberikan sanksi tegas pada pelaku dengan hukuman penjara dengan pasal pembunuhan tingkat dua.
Kejadian ini memicu bergejolaknya respon masyarakat dari berbagai belahan dunia di Amerika Serikat, Eropa hingga Australia. Masyarakat melakukan aksi demonstrasi dengan mengangkat fokus terhadap Black Lives Matters yang pernah digunakan pada tahun 2013 pada kasus travyon martin. Media Online Netflix pun ikut berperan serta dengan menayangkan film – film sebagai bentuk dukungan terhadap aksi Black Live Matters tersebut.Barrack Obama melalui Pidato dear class 2020 yang diikuti oleh banyak Selebriti ternama juga menyampaikan dukungan terhadap kasus ini.

Bagaimana kita melihat kejadian ini dari sudut Psikologi Sosial menggunakan teori – teori Tingkah Laku Massa ?

Definisi Massa sendiri adalah kumpulan banyak orang yang pada tempat juga waktu yang sama dan memiliki tujuan yang sama pula. Pada kasus diatas Massa yang berkumpul sesuai dengan definisi dari Massa itu sendiri, dimana masyarakat berkumpul membentuk gerombolan besar di berbagai macam tempat untuk menyamapaikan dukungan mereka terhadap isu rasisme yang terjadi. Mereka menyatukan diri pada gabungan massa untuk menyampaikan aspirasi mereka mengenai hal yang terjadi, tidak hanya itu mereka bahkan menggalang dana untuk kasus2 yang dialami oleh orang berkulit hitam melalui situs web black lives matters.
Massa selama ini cenderung dianggap negative, padahal massa juga dapat mendorong melakukan  perbuaan susila dan terdapat sifat – sifat positif seperti saling membantu dan rela berkorban seperti yang dilakukan pada aksi demo atas kematian Floyd tersebut. Kemajuan pemikiran massa berpengaruh terhadap persepsi mereka tentang apa yang sedang terjadi dan menggerakan mereka untuk bergerak membantu sesame umat manusia lewat aksi – aksi di khalayak umum.

Hal – Hal Yang Mendorong Massa Berkumpul untuk Kasus tersebut, antara lain :
1.      Merasa hal ini perlu dilakukan untuk mendapatkan hak seseorang yang sesuai dengan pandangan mereka dan untuk menentang apapun yang mereka tidak sukai. Seperti pada kasus Floyd Massa memiliki pemikiran yang sama mengenai HAM yang sama untuk semua umat Manusia apapun warna kulit mereka. Mereka juga sangat menentang tindakan yang dilakukan oleh polisi berkulit putih yang sangat tidak wajar dilakukan hingga merenggut nyawa seseorang.
2.      Masyarakat pada umumnya mudah tersugesti apabila menyangkut perilaku negative terhadap kelompoknya. Hal ini ditunjukan banyaknya masyarakat yang sama – sama keturunan kulit hitam ikut turun dalam aksi tersebut.
3.      Perasaan emosi marah dapat menyebar dan menular dengan cepat ditengah kerumunan kelompok. Mulai dari satu kelompok yang mengekspresikan kemudian beberapa mengikuti bahkan dengan kelompok yang lebih besar. Pada kasus ini awalnya aksi hanya dilakukan di Amerika, tetapi ketika dunia mulai menyoroti hal ini massa diberbagai belahan dunia ikut serta dalam aksi tersebut.

Jenis MASSA dilihat dari berbagai sisi yang terlibat pada kasus ini :
·         Dilihat dari bentuknya
-          Massa yang tidak terorganisir secara formal : dilihat dari proses dibentuknya kelompok massa ini terbentuk karena kepentingan dan dorongan yang sama yang sewaktu – waktu dapat bubar dengan sendirinya saat yang ingin mereka sampaikan sudah terlaksana yaitu keadilan terhadap perbedaan ras dan terhadap kasus yang menimpa Floyd.


·         Dilihat dari Aktivitasnya
-          Massa yang Aktif (Agresif dan Ekspresif) : Demonstrasi yang dilakukan massa memicu kerusuhan walaupun awalnya damai, semakin panas aksi tersebut mengakibatkan penjarahan sejumlah toko, dan pengrusakan fasilitas umum disertai unjuk rasa dengan dipenuhi emosi kemarahan. Gelombang protes yang terjadi sangat diwarnai oleh tindakan agresif massa diberbagai tempat.

·         Dilihat dari jumlah orang
-          Massa Besar : jumlah anggota pada aksi ini anggotanya sangat banyak hingga ratusan bahkan ribuan orang, bahkan diberbagai belahan dunia dilakukan aksi solidaritas massa untuk mendukung keadilan bagi kematian Floyd.

·         Dilihat dari waktu terbentuknya
-          Massa yang terbentuknya relative baru : mereka kebanyakan berkumpul pada aksi ini sebagai bentuk dukungan akan keadilan bagi orang berkulit hitam terutama pada kasus kematian Floyd, Namun jika ditinjau dari demonstran yang berasal dari asosiasi (Black Live Matters) mereka terbentuk dengan rasa solidaritas yang cukup lama yaitu sejak kasus kasus yang berhubungan dengan kulit hitam mulai banyak terjadi sejak tahun 2013.

·         Dilihat dari tingkatan keyakinan anggota terhadap kelompoknya
-          Keyakinan anggota yang tinggi : hal ini bisa dilihat dari arah dan tujuan gerakan massa dimana jelas bertujuan untuk menuntut keadilan terhadap isu rasisme yang terjadi di amerika. Berdasar perasaan emosi dan solidaritas inilah  anggota mereka tergerak untuk bergabung pada massa ini karena yakin arah demonstrasi ini demi memperjuangkan sesuatu yang seharusnya didapat.

·         Dilihat dari penyebaran Massa nya
-          Massa yang tersebar : Pada aksi ini massa tersebar diberbagai Negara dengan pimpinannya masing – masing pada kelompoknya yang terpisah dengan massa di Negara lain. Masing – masing Negara berinisiatif dengan cara nya masing masing untuk menyampaikan aksinya. Ada yang mengusung mengenai kematian Floyd yang baru terjadi. Ada pula yang mengangkat kasus yang terjadi di 2016 tetapi tetap dengan arah dan tujuan yang sama.

Faktor Yang Menyebabkan Massa Ini Terbentuk :
·           Faktor Kelompok : massa yang terbentuk pada aksi ini pada dasarnya didasarkan oleh adanya masalah ketidak adilan terhadap mayoritas minoritas terutama mengenai perbedaan warna kulit yang berulang kali terjadi dan menimpa mereka keturunan kulit hitam yang tinggal di Negara dengan mayoritas berkulit putih.

Tahapan – Tahapan Terjadinya Kerusuhan Massa Pada Aksi Demonstrasi Kasus Kematian George Floyd:
·         Kondisi Tenang : Seperti dijelaskan pada liputan berita tersebut awalnya kondisi massa yang berkumpul bersifat kondusif dan teratur tanpa keributan. Mungkin juga masih dalam bentuk massa yang berkumpul di media social dan focus terhadap korban ataupun kasus.

·         Kondisi Berkerumun : dalam kondisi ini massa berkumpul disuatu tempat pada pusat kota ataupun bahkan tempat kejadian dan juga jalan jalan umum dengan tujuan semakin tersorot oleh pihak yang berwenang atau pejabat tinggi yang akan menghasilkan dampak untuk aksi yang mereka lakukan.

·         Kondisi agresif : semakin larut massa yang berkerumun cenderung bertindak agresif mungkin bentuk kekecewaan atau emosi yang sudah tak terkendali mereka mulai melakukan tindakan agresi dan pengrusakan. 

·         Kondisi Huru – Hara : kegiatan anarkis pun tidak terbendung oleh petugas ketika kondisi agresif sudah tidak dapat diatasi pula, hingga akhirnya pemerintah menetapkan penjagaan malam di tempat tempat tertentu diperpanjang waktunya.




Upaya Mengatasi Aksi Massa Pada Kasus Demonstrasi Kematian George Floyd:
Tindakan yang tepat untuk mengatasi massa seperti pada kasus tersebut ,massa yang mulai agresif dan anarkis ini sebaiknya mulai dilaksanakan tindakan yang tegas dan keras. Korban nyawa hendaknya dihindarkan sebab korban nyawa dapat memicu aksi kemarahan yang lebih hebat lagi. Terlebih kasus ini mengenai kematian karena tindak rasisme, sepertinya masyarakat akan lebih sensitive terhadap perlakuan petugas keamanan terhadap anggota kelompok yang mengikuti aksi demonstarsi tersebut. Jika salah bertindak, tidak dipungkiri bisa saja terjadi aksi yang lebih besar lagi. Maka petugas harus mempertimbangkan konsekuensi yang mungkin terjadi atau akan timbul. Tindakan dengan usaha membubarkan demonstrasi dengan teknik non kekerasan juga bisa diterapkan dengan menggunakan pengeras suara untuk menenangkan aksi. Aksi mungkin juga akan mereda jika massa mendapatkan hasil / jawaban dari apa yang dikeluhkan tersebut.   




DAFTAR PUSTAKA

Gerungan.2004. Psikologi sosial. Bandung : PT Refika Aditama
Hafid, Dedi Herdiana. 2014. Psikologi Massa. Yogyakarta : UNY.
Teori Psikologi dan Aksi Demonstrasi. 2019. https://m.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20190522095859-284-397249/teori-psikologi-di-balik-aksi-demonstrasi (diakses pada 11/06/2020)
Teori Psikologi Massa. 2018.  https://www.google.com/amp/s/dosenpsikologi.com/teori-psikologi-massa/amp (diakses pada 11/06/2020)
Wahyono, Agus. 2016. Psikologi Massa. Semarang : Pusat Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini Dan Pendidikan Masyarakat.

Klik link dibawah ini untuk sumber :